Senin, 09 Januari 2017

Makalah Media Pembelajaran Fungsi Dan Manfaat Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar Bahasa Arab

MAKALAH
FUNGSI DAN MANFAAT MICRO TEACHING SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAHASA ARAB
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Wasail At-Tadris
Dosen Pengampu : Roojil Fadhilah Lc., M.Pd. I






Disusun oleh :
Abimanyu Gagah Prakosa    2014082000
Nuriana Irfan                      20140820013
                                        

PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA
UNIVERSITAS MEHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016


KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya hingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk merasakan nikmat yang Allah berikan kepada kita semua, dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
          Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen  mata kuliah wasail at-tadris yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun sebuah karya berupa makalah, berkat motivasi dari dosen dan kawan-kawan semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fungsi dan manfaat micro teaching sebagai sumber belajar bahasa arab” kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bisa  memberi perubahan kepada diri kita ke arah yang lebih baik.

Yogyakarta, 29 Mei 2016


BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Tugas dan tanggungjawab guru khususnya dalam kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan dangan serius. Pengetahuan, sikap, dan skill yang telah diperoleh melalui program pendidikan keguruan dan training pembelajaran perlu dikembangkan melalui pengalaman mengajar di sekolah atas bimbingan kepala sekolah.
Micro teaching merupakan salah satu model pembelajaran. Metode ini memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Mengajar di kelas dengan peserta didik kurang lebih 40 siswa dalam alokasi waktu sekitar 40 menit satu pertemuan merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Untuk mengatasi kelemahan yang mendasar tersebut, dikembangkanlah pengajaran micro teaching dalam kerangka pendidikan guru berdasarkan kompetensi sebagai salah satu bagian dari program pengalaman kerja.
Oleh sebab itu pemaparan tentang fungsi dan manfaat micro teaching sangat penting bagi para calon pendidik, yaitu untuk meningkatkan kuaulitas mengajar guru terhadap peserta didik dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas.

2.      Rumusan Masalah

a.       Apa pengertian dari micro teaching?
b.      Apa fungsi dari micro teaching?
c.       Apa manfaat dari micro teaching?

3.      Tujuan

a.       Mengetahui pengertian dari micro teaching.
b.      Mengetahui fungsi dari micro teaching.
c.       Mengetahui manfaat dari micro teaching.


BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Micro Teaching

Micro berarti kecil, terbatas, sempit.
Teaching berarti mengajar.
Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar di mana segala sesuatunya dikecilkan atau disederhanakan untuk membentuk/mengembangkan ketrampilan mengajar. Dengan demikian, ciri khas dari pada micro teaching adalah sesuai dengan sebutannya, yaitu kondisi serta situasinya disederhanakan. Dapat dipahami bahwa micro teaching itu merupakan latihan mengajar real teaching, tetapi dalam bentuk mikro. Jumlah siswa sekitar 10, waktu mengajar sekitar 10-15 menit, bahan pelajaran terbatas dan diutamakan pada ketrampilan mengajar tertentu. Ketrampilan yang dipelajari dapat diulang dengan perbaikan-perbaikan sehingga mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
Jadi micro teaching merupakan latihan mengajar permulaan bagi calon guru dengan jalan mengisolasikan komponen-komponen keterampilan proses belajar mengajar, sehingga calon guru menguasai setiap komponen ditampilkan satu persatu dalam situasi yang disederhanakan dibawah bimbingan dosen pembimbing. Setelah mahasiswa menguasai keterampilan mengajar secara terisolasi dilanjutkan dengan menguasai keterampilan terpadu meskipun segala sesuatunya masih sama dengan micro teaching. Micro teaching dengan keterampilan terpadu sebagai persiapan pelaksanaan real class di lapangan.
Bagian terpenting micro teaching adalah praktik mengajar sebagai bentuk nyata ditampilkannya kompetensi yang telah dibekalkan kepada calon pendidik. Pada umum-nya praktik micro teaching dilakukan dengan model peerteaching, karena model ini fleksibel dilaksanakan sebelum melakukan real-teaching dalam kelas yang sesungguh-nya. Dalam micro teaching calon pendidik dapat berlatih unjuk kompetensi dasar meng ajar secara terbatas dan secara terpadu dari beberapa kompetensi dasar mengajar dengan kompetensi (tujuan), materi, peserta didik, dan waktu yang relatif dibatasi (di-mikrokan). Micro teaching merupakan sarana latihan untuk berani tampil menghadapi kelas dengan peserta didik yang beraneka ragam karakternya, mengendalikan emosi, ritme pembicaraan, mengelola kelas agar kondusif untuk proses transfer ilmu, dan lain-lain, Praktik micro teaching dilakukan sampai calon pendidik dianggap sudah cukup memadai untuk diterjunkan dalam praktik yang sesungguhnya.

2.      Fungsi Micro Teaching

Micro teaching memiliki beberapa fungsi yaitu:
a.      Meningkatkan kompetensi mengajar dalam proses pembelajaran bagi calon guru atau guru. Hal ini bertalian dengan calon guru atau guru belum memenuhi kompetensi dalam proses pembelajaran. Padahal dalam program pendekatan berdasarkan kompetensi bagi calon guru atau guru dituntut kompetensi tersebut. Micro teaching ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mengajar, karena menyerupai mengajar yang sesungguhnya.
b.      Dalam program micro teaching calon guru atau guru diberi kesempatan menguasai ketrampilan-ketrampilan khusus dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat diperlukan agar mereka memiliki, menguasai, dan melaksanakan kompetensi dengan baik dan benar.
c.       Dalam proses pembelajaran, ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan calon guru atau guru erat hubungannya dengan metode-metode mengajar, maka Micro teaching dapat berfungsi untuk penelitian metode atau strategi mengajar tertentu.
d.      Micro teaching dapat juga berfungsi sebagai pengembangan metode/strategi mengajar tertentu. Program micro teaching merupakan bagian program bagian peningkatan kompetensi mengajar bagi calon guru atau guru dalam mengembangkan dan membina penampilan tertentu dalam proses pembelajaran. Hal ini bertalian erat dengan ketrampilan khusus dan metode/strategi mengajarnya. Ketrampilan khusus dapat dipandang sebagai penjabaran proses pembelajaran dengan metode tertentu, sehingga pengembangan dan pembinaan program Micro teaching perlu dikembangkan juga.

3.      Manfaat Micro Teaching

Micro teaching yang dilatihkan secara intensif kepada calon pendidik, memiliki banyak manfaat diantaranya calon pendidik menjadi:
a.       Peka terhadap fenomena yang terjadi di dalam proses pembelajaran ketika mereka menjadi kolaborator yang mengkritisi teman yang tampil praktik mengajar.
b.      Lebih siap untuk melakaukan kegiatan praktik pembelajaran di sekolah/lembaga.
c.       Dapat menilai kekurangan yang ada dalam dirinya yang berkaitan dengan kompetensi dasar mengajar melalui refleksi diri setelah praktik ke depan.
d.      Sadar bagaimana membentuk profil pendidik yang baik ditinjau dari kompetensi, performance (penampilan), attitude (sikap), dan perilaku.
Melalui micro teaching, seorang calon pendidik akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena telah dilatih secara baik dan dibekali kompetensi demi kompetensi, baik secara terpisah maupun terpadu dalam satu kesatuan proses pembelajaran.

4.      Kelebihan Dan Kekurangan Microteaching

·         Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan/kebaikan serta mempunyai motivasi untuk memperbaikinya.
·         Pembelajaran melalui micro teaching dapat menunjang pelaksanaan Praktik Program Pengalaman Lapangan (PPL).
b.      Kekurangan
·         Pembelajaran melalui micro teaching menggunakan rekanan/teman sejawat sendiri sebagai murid, kemungkinan akan dirasakan “sebagai sandiwara” saja, sehingga tidak mewujudkan situasi pembelajaran yang wajar.
·         Untuk latihan ulangan dengan menggunakan murid yang sama menggunakan bahan yang sama, akan mengakibatkan menjemukan.

5.      Kompetensi Guru Profesional

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Lebih lanjut dijelaskan, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 yang mengatur Standar Nasional Pendidikan BAB VI mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, bagian Kesatu tentang Pendidik, Pasal 28 Ayat 3, menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan anak usia dini, termasuk didalamnya guru TK meliputi :

a.      Kompetensi Pedagogik
Kompetensi profesional adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b.      Kompetensi Kepribadian
Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

c.       Kompetensi Profesional
Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.

d.      Kompetensi Sosial
Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ walipeserta didik, dan masyarakat.
Keempat kompetensi tersebut diatas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh karena  itu, secara utuh sosok kompetensi gurumeliputi (a) pengenalan peserta didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disipillin ilmu maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah; (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan, dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara profesionalitas.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Melalui micro teaching diharapkan keprofesionalan seorang calon pendidik akan terbentuk perlahan-lahan dengan berbagai latihan/praktik dan pembekalan berbagai keterampilan dasar mengajar. Dengan penuh kesabaran dalam mempraktikkan keterampilan demi keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang calon pendidik, diharapkan keprofesionalan sebagai pendidik akan terbentuk dengan baik sampai pada praktik yang sesungguhnya. Namun dari micro teaching itu terdapat kelebihan dan juga kekurangan sebagaimana telah disebutkan diatas.


DAFTAR PUSTAKA

Salirawati Das. FMIPA-UNY. 2011. Teori Micro Teaching. Yogyakarata.
FKIP-UMS. 1999. Pedoman Praktik Pengajaran Mikro (simulasi mengajar). Surakarta.
IKIP Yogyakarta. 1997. Pedoman Praktik Microteaching. Yogyakarta. FKIP
Mariana Rita. Kompetensi Profesional Guru TK.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar